Kelurahan Liliba Juga Dapat Program “KOTAKU” Di tengah Pandemi Covid19

Kupang,sonafntt-news.com.Kelurahan Liliba di Kecamatan Oebobo, merupaķan Satu dari 20 Kelurahan dalam Kota Kupang Nusa Tenggara Timur yang juga mendapatkan program Kota Tanpa Kumuh atau “KOTAKU” untuk memberdayakan warga setempat yang terkena COVID19 saat ini.

“Program ini hanya berganti nama dari sebelumnya dikenal dengan program PNPM Mandiri dan P2KP sejak 2006 hingga berakhir 2014 dan muncul kembali dengan nama “KOTAKU” dengan sedikit penyesuaian penyesuaian Prosedur Operasional Standar (POS) dan menganut penyelenggaraan kegiatan “Cash For Work” atau CFW yaitu Kegiatan Padat Karya Tunai,” kata Lurah Liliba, Viktor A. Makoni, S.Sos, ketika membuka Sosialisasi Program ini, Selasa 23 Maret 2021.

Dalam Sosialisasi yang dihadiri para Fasilitator Kelurahan (Faskel) Program ini, para Ketua RT yang menjadi sasaran program ini, Ketua dan Wakil Ketua LPM Liliba, Babinsa serta tokoh masyarakat dan agama serta pemuda setempat, Lurah Makoni mengatakan kembalinya program pemberdayaan warga terdampak Pandemi Covid19 harus semakin membuat kelurahan Liliba Bersih, Sehat dan Indah serta Sejahtera.

Artinya kata Ketua RW Kelurahan Oepura ini, seluruh stakeholder terutama yang terpilih menjadi pengurus Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Penerima Padat Karya (PKT), Pekerja, termasuk Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) harus siap, tertib dan proaktif melaksanakan tugas tugas sesuai prinsip pelaksanaan dan ketentuan umum yang berlaku.

Sebab Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), untuk 2021 ini mendapatkan kucuran dana bantuan pemerintah untuk masyarakat Cash For Work (CFW) sebesar Rp300 juta.

“Teknis dan operasionalnya akan dijelaskan oleh Tim Faskel yang hadir sehingga warga Liliba teredukasi dan menjadi paham,” katanya.

Diakhir sambutannya, Putra Alor ini, berterimakasih kepada Pemerintah Pusat (Kemententrian PUPR) melalui pemerintah Kota Kupang sudah kembali meluncurkan program padat karya Covid19 ini bagi warga berpenghasilan rendah dan yang di-PHK akibat pandemi ini.

Senior Faskel Program KOTAKU, Theresia Bethan pada kesempatan itu menjelaskan Cash For Work atau CFW adalah kegiatan padat karya tunai yang bertujuan untuk memberikan bantuan tunai berupa upah tenaga kerja kepada masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Selain itu Gabriel Malek, SH (Faskel) bidang Sosial bersama Ny Noni Talan menyebut tujuan lain dari program ini juga untuk mempercepat pemulihan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pasca Covid-19, serta membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional khususnya di Kota Kupang dan meningkatkan daya beli masyarakat terdampak Covid-19.

Tujuan lain dikaitkan dengan program KOTAKU, agar terpeliharanya aset infrastruktur melalui pemeliharaan dan perbaikan yang pernah dibangun oleh program KOTAKU atau program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) lain melalui swakelola masyarakat,” demikian Faskel Teknik Yapi Manu.

Sementara itu, ketua LPM Liliba, Drs. Apolonius Nurak, pada sosialisasi itu mengatakan “Cash for work” ini adalah sesuatu hal baru di dalam Program Kotaku, ini karena adanya dampak dari pandemi Covid-19, akan tetapi tidak semua Kelurahan yang kena dampak dalam Kota Kupang menjadi sasaran program ini, hanya Kelurahan yang mempunyai Program KOTAKU, itupun tidak semua kelurahan yang ada Program KOTAKU mendapatkan dana ini.

Di Kota Kupang sendiri, lanjutnya, yang menjadi prioritas mendapat padat karya tunai (PKT) hanya 20 Kelurahan dari 51 Kelurahan dan satu diantaranya adalah Kelurahan Liliba dengan pagu dana Rp300 juta.

Untuk kelurahan Liliba dari 52 RT yang ada hanya 26 RT yang kebagian program ini dengan setiap RT (dari 26 RT) itu mengutus 5 orang tenaga kerja untuk jadi Hari Orang Kerja (HOK) dengan sekitar 30 item pekerjaan.

“Rincian dana Rp300 juta itu untuk kegiatan fisik mencapai 65% atau sekitar Rp.197 juta lebih, material sekitar 33% sisanya termasuk untuk keselamatan kerja (SMK3), Peningkatan kapasitas, biaya operasional BKM/LKM, administrasi surat menyurat/foto copy dan asuransi serta lainnya,” kata Nurak.

Pada akhir sosialisasi yang dipimpin Koordinator CFW Liliba, Jonathan Hili, terbentuk KSM TANGGUH LILIBA yang dipimpin Kristo Tlonaen (ketua), Herman Laning (Sekretaris), Bendahara Maria Klau Seran, Koordinator Lapangan, Fernando Anoit, dan seksi terkait; E. Bureni Tobin, Elis Jhelya Laga, Anaci Luci, Daud Maley, dan Lexi Hori. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *