Walikota Kupang resmikan Pusat Kuliner Baru Di Kelurahan Naimata.
Kupang,sonafntt-news.com. Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM., MH., kembali meresmikan pusat kuliner kuliner baru yang terletak di Jalur KM, Kelurahan Naimata Kecamatan Maulafa Kota Kupang.
Pusat kuliner tersebut lebih dikenal dengan “Loti Klasis Kota Kupang Timur (K3T)” yang digelar oleh Jemaat GMIT Hosana Sungkaen, Klasis Kupang Timur.
Pusat kuliner tersebut akan dijadikan rest area bagi para pengguna jalan di jalur 40 serta warga sekitar untuk melepas dahaga dan mengisi perut dengan jajanan yang disuguhkan jemaat. Dalam kesempatan itu, Bank NTT menyerahkan 15 tenda untuk digunakan oleh jemaat sebagai tempat berjualan, tepat di ujung jembatan Petuk II. Turut hadir pada kesempatan tersebut Anggota DPRD Kota Kupang Djunaedi Kana dan Satrio Pandie, Pimpinan Cabang Utama Bank NTT, Boy Nunuhitu, Camat Maulafa, Matheos da Costa, S.Sos, M.Si, Lurah Naimata, Hendrikus Banunaek dan Ketua Majelis GMIT Hosana Sungkaen, Pdt. Nyongki Riry, M.Th serta para pendeta dan tokoh masyarakat setempat.
Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM., MH., dalam peresmian tersebut menyampaikan terima kasih kepada Klasis Kota Kupang Timur yang melalui program ini sudah mengingatkan Pemerintah Kota Kupang untuk senantiasa memperhatikan sama saudara yang membutuhkan. Diakuinya karena keterbatasan data dan dana, masih banyak warga yang belum tersentuh perhatian Pemkot Kupang. Karenanya Wali Kota mengapresiasi langkah yang diambil oleh Klasis Kota Kupang Timur yang menurutnya sudah membantu tugas pemerintah lewat pemberdayaan ekonomi jemaat dan diyakininya akan menjadi kekuatan yang luar biasa jika dapat diterapkan di tempat lain juga.
Walikota berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi warga Kota Kupang lainnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada kesempatan tersebut, Wali Kota juga menuturkan bahwa kurang lebih satu tahun lagi masa jabatannya sebagai Walikota akan berakhir. Namun dia akan terus berjuang untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada masyarakat kecil yang membutuhkan. Salah satunya adalah melalui program bedah rumah, yang menyediakan rumah layak huni bagi warga yang tidak mampu. Saat ini sudah ratusan unit rumah yang berhasil dibangun dan ke depan masih akan ada rumah warga yang akan dibedah.
Apresiasi juga disampaikan Anggota Majelis Harian Sinode GMIT, Fary Francis. Menurutnya program ini sesuai dengan komitmen Sinode GMIT, yakni gereja tidak hanya hadir di mimbar tetapi juga di dapur jemaat dan di pasar untuk pengembangan ekonomi jemaat. Menurutnya langkah yang diambil oleh Klasis Kota Kupang Timur ini dapat menjadi contoh bagi klasis lain dalam rangka pemberdayaan jemaat, karena berbasis data yang dikaji secara mendalam dan melibatkan semua komponen termasuk pemerintah.
Kepada Wali Kota, mewakili Sinode GMIT Fary Francis meminta untuk tidak hanya sekedar meresmikan lokasi tersebut tetapi juga terus melakukan pendampingan yang berkelanjutan. Demikian pula dengan Bank NTT yang menurutnya selama ini sudah memberikan dukungan agar dapat meningkatkan supportnya.
Ketua Majelis Klasis Kupang Timur, Pdt. Samuel Pandie, S.Th pada kesempatan yang sama menjelaskan pemilihan nama Loti didasari oleh usaha tim percepatan ekonomi Klasis Kota Kupang Timur yang sudah bekerja keras memeriksa data jemaat yang perlu dibantu. Menurutnya ‘Loti’ sendiri dalam bahasa Kupang artinya ‘maloi’ (melihat lebih jelas). Secara Alkitabiah kata loti ini menurutnya bertolak dari kisah orang Samaria yang baik hati, yang mau turun dari keledainya untuk melihat lebih dekat orang yang menjadi korban perampokan untuk kemudian ditolongnya. UMKM Loti juga menurutnya bisa diartikan sebagai UMKM Lompat Tinggi. Ditambahkannya saat ini Pemuda Klasis Kota Kupang Timur sedang mempersiapkan penerapan digitalisasi bagi pelaku UMKM, juga sedang dalam proses pengurusan izin agar ke depan semua usaha jemaat di klasis tersebut, termasuk koperasi nelayan yang akan dibentuk berbasis pada brand Loti K3T.
Pdt. Samuel mengakui pada mulanya gerakan ini didasari oleh data 20 persen dari 92 ribu jemaat di Klasis Kota Kupang Timur masih berpenghasilan dibawah dari Rp 400 ribu/bulan. Karena itu lewat gerakan ini menurutnya gereja ingin terlibat bersama pemerintah menolong jemaat yang membutuhkan.
Hal senada juga disampaikan Ketua Tim Percepatan Ekonomi Klasis Kupang Timur, Absalom Sine. Menurutnya Klasis Kota Kupang memiliki tim percepatan ekonomi yang beranggota 23 orang, terdiri atas pendeta, akademisi, praktisi juga politisi. Dengan langkah sederhana mereka ingin memberikan sumbangan positif bagi kemajuan ekonomi jemaat. Langkah awal mereka adalah pendataan. Hingga saat ini menurutnya untuk sementara ada 1439 pelaku UMKM di Klasis Kota Kupang Timur yang terdata. Tim bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka, mulai dari pemberdayaan, pendampingan, pembiayaan serta bagaimana menyediakan pasar bagi pelaku ekonomi terutama di tengah pandemi covid 19. Ditambahkannya masih ada sekitar tiga hingga empat spot kuliner semacam ini di lokasi lainnya. Harapan mereka di masing-masing gereja memiliki spot kuliner sendiri. (SN).