BPJN NTT Tegaskan Longsor Atambua–Motain Segera Tuntas, Progres Capai 75%
Atambua, Sonaf NTT-News.com. Upaya pemulihan akses jalan nasional di perbatasan Indonesia–Timor Leste kini terus dikebut. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Nusa Tenggara Timur memastikan penanganan longsoran di ruas Jalan Atambua–Motain berjalan lancar dengan progres fisik telah mencapai 75% per akhir Oktober 2025.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.2 BPJN NTT, Ryanto, menyampaikan bahwa pekerjaan di lapangan terus digiatkan agar seluruh target dapat rampung lebih cepat dari jadwal kontrak.
“Secara kontrak pekerjaan berakhir 31 Desember 2025, tapi kami targetkan selesai akhir November. Progres sudah 75%, dan tinggal penyelesaian beberapa titik longsoran. Tantangan terbesar hanya pada medan sempit di badan jalan,” jelas Ryanto kepada wartawan, Senin (10/11/2025).
Penanganan longsoran di ruas Atambua–Motain merupakan bagian dari paket pemeliharaan rutin jalan nasional dengan nilai kontrak mencapai Rp4 miliar, termasuk pekerjaan penanganan genangan air di kawasan Lakafenan.
“Penanganan longsor sendiri bernilai Rp2,6 miliar, namun menjadi satu paket dengan pemeliharaan rutin jalan. Saat ini kondisi jalan sudah 80% baik, dan pekerjaan rutin holding mencapai 90%,” ungkap Ryanto.
Ryanto menegaskan bahwa seluruh pekerjaan dilakukan dengan prioritas utama pada kualitas dan keselamatan pengguna jalan. Setiap tahapan pengerjaan diawasi ketat agar hasilnya tidak hanya cepat, tetapi juga tahan lama dan memberi manfaat jangka panjang.
Meski dihadapkan pada kondisi badan jalan yang sempit dan potensi hujan yang mulai meningkat, tim di lapangan tetap berkomitmen menyelesaikan proyek tepat waktu. Alat berat dan material sudah disiagakan di lokasi, sementara pekerja dikerahkan secara bergantian untuk menjaga ritme kerja tetap stabil.
Ryanto menyebut, semangat tim di lapangan menjadi kunci utama keberhasilan proyek ini.
“Kami tidak hanya mengejar target waktu, tapi juga menjaga kualitas agar setiap rupiah dari anggaran pemerintah bisa memberi dampak produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara di sekitar ruas Atambua–Motain menyambut positif upaya BPJN NTT tersebut. Akses jalan yang sebelumnya terganggu akibat longsoran kini mulai bisa dilalui dengan lebih aman. Jalan ini merupakan jalur vital yang menghubungkan pusat kota Atambua dengan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, pintu keluar-masuk utama antarnegara.
Dengan penanganan cepat dan serius, proyek ini diharapkan mampu memperlancar arus logistik, kegiatan ekonomi, serta mobilitas masyarakat perbatasan.
“Kami bersyukur pemerintah turun langsung menangani jalan ini. Mudah-mudahan selesai cepat supaya akses kami lancar lagi,” ujar salah satu warga Lakafenan dengan penuh harap.
BPJN NTT terus menegaskan komitmennya untuk menghadirkan infrastruktur jalan nasional yang tangguh, aman, dan berkualitas, terutama di kawasan strategis seperti perbatasan. Penanganan longsoran di ruas Atambua–Motain menjadi bukti nyata perhatian pemerintah terhadap pemerataan pembangunan di wilayah timur Indonesia.
“Kami ingin memastikan setiap proyek jalan nasional benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Pembangunan bukan hanya tentang beton dan aspal, tapi tentang membuka konektivitas dan peluang ekonomi,” pungkas Ryanto.
