Edward Tannur Ajak Warga Manfaatkan P2L Lawan Stunting di TTU
Kefamenanu, Sonafntt.News.com Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Edward Tannur,SH di Kefamenanu mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk “perang” terhadap Stunting yang masih menggurita di kabupaten tersebut.
Caranya, dengan memaksimalkan pemanfaatan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang dicetuskan Kementerian Pertanian.
Ajakan tersebut disampaikan anggota DPR-RI dari Fraksi PKB, Kamis (20/10/2022) saat membuka kegiatan Bimtek P2L bagi anggota KWT dan sejumlah penyuluh pertanian di kabupaten TTU yang diselenggarakannya atas kerjasama dengan kementerian pertanian Menurut Edward Tannur, potensi di kabupaten TTU ini cukup tinggi khususnya di bidang pertanian hanya saja pengelolaan potensi tersebut belum maksimal dan kurangnya dukungan alat sarana produksi. Namun berkaitan dengan alsintan, pemerintah pusat melalui dana aspirasi yang diperjuangkannya cukup banyak mengalir ke TTU, hanya saja pemanfaatannya belum maksimal untuk produksi pertanian, termasuk produksi pangan dan hortikultura yang bermanfaat bagi kebutuhan gizi berimbang.
Karena itu anggota dewan yang cukup blak-blakan ini mengharapkan, para peserta bimtek P2L untuk mengikuti kegiatan bimbingan teknis tersebut secara baik, sehingga diharapkan untuk mengatasi masalah Stunting di TTU ini.
Dia mengajak warga TTU untuk bekerja keras, sebagaimana filosofi Dawan yang sudah dikenal luas yakni “meup on ate, Tah on usif” agar bisa keluar dari masalah Stunting
Sebelumnya Kabid Penganekaragaman Konsumsi Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten TTU, Yustina Muti, SKM selain memberi apresiasi kepada anggota DPRI, Edward Tannur,SH atas atensi dan perhatiannya cukup besar kepada masyarakat TTU di bidang pertanian dari tahun ke tahun ia juga mengharapkan agar peserta serius mengikuti pelatihan tersebut.
Menurut Kabid Muti, dengan pelaksanaan Program P2L di lapangan secara baik akan memberi kontribusi dalam mengurangi dan menuntaskan masalah Stunting di kabupaten TTU yang tergolong masih sangat tinggi.
Dia mengaku, belum lama ini dilaporkan dari Dinas Kesehatan, angka Stunting menurun menjadi 24 % , hal ini terjadi karena adanya dukungan kontribusi dari penganekaragaman konsumsi pangan dan Gizi seimbang.
Menurut Yustin, di atas permukaan masalah Stunting sebenarnya dianggap biasa-biasa tetapi sesungguhnya anak yang Stunting adalah sejumlah potensi telah dirampas oleh masalah tersebut sehingga pertumbuhan menjadi terhambat atau terganggu sehingga pertumbuhannya menjadi tidak normal. Untuk itu, dia kembali menegaskan kepada masyarakat untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh bapak Edward Tannur bekerja sama dengan Kementerian Pertanian membawa manfaat bagi kesejahteraan keluarga dan anggota kelompok. Dia juga berharap agar para peserta dapat menjadi contoh untuk dapat diteruskan bagi anggota kelompok yang tidak mengikuti bimbingan teknis tersebut.
Disaksikan media ini, usai pembukaan bimbingan teknis dengan tema; Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera” ini dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Narasumber utama
Dr. Bernard de Rosari dari Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Endar Hery Susanto, SP Dit. Perbenihan Hortikultura Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian dan sejumlah pemateri lainnya. Usai penyampaian materi yang dilanjutkan dengan diskusi terkait pelaksanaan program P2L di lapangan. Dan diakhiri dengan kuis tentang materi yang disajikan oleh para narasumber.(DK/SN).