daerah

Falen Kebo : Cagar Alam Mutis Timau Sebagai Warisan Adat Dan Budaya Atoni Pah Meto Harus Tetap Dijaga, Dilestarikan Serta Dipertahankan Bersama

TTU, Sonaf NTT-News.com. Gunung Mutis merupakan jantung sejarah Atoni Pah Meto dimana memiliki keunikan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang diwariskan leluhur melalui “Faut Kana Kana” yang memiliki makna sangat sakral dan diyakini sebagai sumber kehidupan Orang Timor pada umumnya.
“ Meskipun agama Kristen telah masuk ke budaya Timor Barat, keyakinan terhadap Gunung Mutis masih kuat di kalangan masyarakat Atoni Pah Meto karena meyakini Gunung Mutis sebagai tempat suci, di mana Roh leluhur mereka, yang mereka sebut ‘Uis Neno’, tinggal. Dalam konteks kekristenan, hal ini sering diinterpretasikan sebagai Tuhan yang bersemayam di tempat yang suci, dan hanya orang yang hidup dengan kehidupan yang benar dapat mendekati-Nya, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara, masyarakat adat, tokoh agama dan semua pemangku kepentingan harus bersinergi bersama menjaga, merawat melestarikan dan mempetahan warisan adat yang telah ditinggalkan oleh leluhur serta menolak tegas rencana pemerintah merubah status cagar mutis Timau”

Demikian disampaikan oleh Calon Bupati Timor Tengah Utara Yosep Falentinus D. Kebo saat dikonfirmasi wartawan, kamis 31/10/2024.

Falen Kebo menerangkan bahwa Secara hidrologi Cagar Alam Mutis Timau merupakan daerah tangkapan air di Pulau Timor dan terdapat dua sungai besar yang berhulu dari Gunung Mutis Timau yaitu daerah aliran sungai (DAS) Benain dan DAS Noelmina. Di wilayah ini terdapat banyak sumber mata air yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan Air bersih, pengairan lahan pertanian, dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

Lebih lanjut diuraikan, Cagar Mutis Kawasan Cagar Mutis Timau memiliki potensi wisata alam yaitu ekosistem pegunungan hutan hujan tropis yang didominasi oleh hutan ampupu ( Eucalyptus urophylla ) yang beriklim sejuk pada ketinggian ± 2800 m. Wilayah ini merupakan wilayah tertinggi di Pulau Timor dan merupakan satu-satunya kawasan hutan pegunungan yang memiliki kekayaaan alam yang luar biasa dan telah dirawat oleh para para tua dan menyatu dengan alam ratusan tahun yang lalu

“Sebagai contoh para tokoh adat biasa melakukan ritual adat pada moment tertentu yang dimana ritual adat tersebut memiliki makna yang sangat sakral yang dipegang teguh oleh masyarakat Atoni Pah Meto yang dianggap sebagai kekayaan budaya lokal yang menunjang kelangsungan hidup masyarakat Timor oleh karena itu sebagai orang Timor sebagai menolak rencana perubahan status Cagar Alam Mutis Timau “ungkapnya.

Menurutnya, Cagar Alam Mutis dengan luas 12.315, 61 dan khusus untuk wilayah TTU luasnya 2.426,83 ha harus dijaga dan dilestarikan dengan baik sesuai norma -norma adat yang berlaku sehingga tidak mengganggu tatanan hidup masyarakat di wilayah Mutis dan secara umum bagi Atoni Pah Meto.

Dalam kesempatan itu, sebagai orang Timor saya menegaskan keberadaan Gunung Mutis sebagai cagar alam dan cagar budaya harus dijaga dan dirawat dengan baik oleh masyarakat lokal dan langkah konkrit yang ke depan harus dilakukan yakni melakukan pertemuan antara pimpinan daerah Kabupaten TTU, TTS, Belu, Malaka dan distrik oekusi bersama tokoh adat serta aktivis lingkungan hidup untuk menjamin keamanan cagar mutis Timau sebagai bentuk komitmen dan ketaatan bersama dalam menjaga nilai -nilai adat yang telah diwariskan leluhur.

“Tidak mudah untuk merubah status Cagar Alam Mutis Timau karena memiliki hubungan dasar dengan kultur dan kehidupan masyarakat Orang Timor.selain itu harus mengutamakan kelestarian alam mutis dengan menanam dan memelihara pohon serta tidak boleh sembarang menebang pohon karena berkaitan dengan sanksi adat. Selain itu juga harus bekerja sama menyelamatkan fungsi ekologis.” ungkapnya.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *