Pj.Walikota Kupang : Keluarga Sebagai Salah Satu Stakeholder Utama Menurunkan Angka Stunting

Kupang,Sonaf NTT-News.com. Stunting merupakan salah satu persoalan yang serius yang harus ditangani bersama melalui kerja -kerja-kerja konkrit di lapangan dengan seluruh pihak sehingga apa dilakukan memberikan dampak produktif bagi kemajuan daerah terutama di bidang kesehatan.

Kepala Puskesmas Oesapa dr.Ovlian Manafe dalam keterangannya menyampaikan bahwa kegiatan gerakan kemanusian untuk penanganan stunting yang dilakukan hari ini (senin, 14/10/2024) merupakan salah satu langkah strategis untuk menurunkan angka stunting dan atas nama Puskesmas kami menyampaikan terima kasih atas kunjungan Pj.Walikota Kupang.

“Kami apresiasi dan hal ini sebagai bentuk kerja nyata dari pemerintah serta dukungan semua stakeholder dalam mengatasi Stunting” ungkapnya.

Ia lanjut menerangkan, momentum hari ini sebagai aksi merupakan aksi penurunan stunting dan berdasarkan data sasaran balita sebanyak 3887 sedangkan jumlah stunting 927 dan prevalensinya 23, 67% .”Prevensi masih cukup tinggi dan target pemerintah 14 % “ ungkapnya.

Menurutnya, program gerakan kemanusian ini akan diintervensi melalui pemberian susu PKMK yang akan dilayani oleh dokter-dokter spesialis anak sedangkan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan untuk menurunkan stunting yakni adanya intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

“untuk intervensi spesifik mulai dari perawatan kepada anak-anak, Pemberian PMT Lokal, tatalaksana Stunting dengan pemberian Susu PKMK sedangkan untuk intervensi Sensitif mencakup seluruh stakeholder dimana berkolaborasi dan langsung turun ke masyarakat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penanganan Stunting dan ketika ada kendala melakukan pendekatan dengan keluarga” ungkapnya

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang,drg. Retnowati, M.Kes, melaporkan bahwa kasus stunting di Kota Kupang telah menjadi perhatian utama sejak tahun 2021, di mana prevalensi stunting mencapai 26,1%. Dengan upaya bersama, pada tahun 2022 telah melakukan pendataan langsung bersama Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan dan data menunjukkan angka stunting menurun menjadi 21,5%. Hingga tahun 2024, angka tersebut berhasil diturunkan menjadi 18,4%. Meskipun penurunan persentase menunjukkan kemajuan, Kadis Kesehatan menekankan pentingnya melihat data riil. Dari total kasus yang ditangani sebanyak 4.594, kini angka tersebut berkurang menjadi 4.086.

Sementara Pj.Penjabat Walikota Kupang Linus Lusi, S.Pd, M.Pd, dalam sambutannya mengatakan untuk mengatasi stunting perlu kolaborasi dengan menciptakan inovasi -inovasi baru dan hal ini harus di mulai dari dalam keluarga.

“Keluarga sebagai salah satu stakeholder utama harus menyiapkan ekonomi yang baik bagi anak-anak sejak dini mulai seorang ibu mengandung, bayi balita , memberikan asupan gizi yang memadai sesuai petunjuk dokter/petugas kesehatan, rajin memeriksakan kesehatan anak dengan memastikan anak dalam masa pertumbuhan bebas stunting, dan memastikan anak tumbuh dewasa dengan baik menjadi anak yang cerdas”

Menurunya, Kasih Sayang terhadap keluarga harus menjadi prioritas yang di wujudkan melalui etos kerja yang tinggi untuk menjawab kelangsungan hdup keluarga dan hal ini harus di tangani serius sehingga anak-anak dalam keluarga tumbuh dengan baik dan selalu sehat.

Sambungnya, langkah lain harus dilakukan yakni menyiapkan formula yang tepat untuk penimbangan bayi, balita untuk mengetahui grafik menangani stunting secara berlaku sesuai petunjuk kesehatan.

Ia menambahkan kegiatan gerakan kemanusian juga bertepatan dengan komitmen Pj.Gubernur NTT Bapak Dr. Andriko Noto Susanto, SP,.MP dalam penanganan Stunting dan melalui ketekunan serta kolaborasi yang kuat pasti kita bisa menurunkan bahkan mengatasi persoalan stunting di Kota Kupang.

Turut hadir Plt.Ketua PKK Provinsi NTT, Plt.Ketua PKK Kota Kupang Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr.Retnowati, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kupang Ernest Ludji, Camat Kelapa Lima, para dokter spesialis, pegawai lingkup Puskesmas Oesapa dan ibu -ibu bersama bayi dan balita.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *