Ekonomi & Bisnis

Thomas Mali, Sol Sepatu Penyandang Disabilitas di Belu Yang Tetap Semangat Di Masa Pandemi

Atambua, SonafNtt-news.Com. Thomas Mali pria kelahiran tahun 1984 ( 36 ) yang merupakan penyandang disabilitas ini, tetap semangat mengais rezekinya sebagai seorang pekerja sol sepatu dan sandal walau di masa pandemi, itu dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Warga kelurahan Fatubenao Kecamatan Kota Atambua yang sehari – hari mangkal di depan Toko Berdao Baru Kelurahan Beirafu ( pasar baru )  ini, memulai aktivitasnya di pagi hari sekitar pukul, 08.00 sampai pukul 17. 00 Wita.

kepada media ini, pria yang akrab disapa Thomas ini, Rabu ( 1/5/2022 ) mengatakan bahwa, kondisi pandemi Covid – 19 yang dihadapi termasuk di Belu, memang sangat terasa, terlebih bagi mereka yang berprofesi sol sepatu ini, mengingat cukup sepi. namun demikian, pihaknya tetap semangat menjalaninya.

” Ya….Kita harus tetap kerja e..tetap semangat untuk mencari rezeki dengan sol sepatu dan sandal ini.

karena, kalau kita tidak kerja mau makan apa dan siapa yang mau ngasih kita makanan setiap hari ? hanya ini keahlian yang saya miliki untuk mencari rejeki ,” Ujar Thomas.

baginya, walaupun dirinya adalah seorang penyandang disabilitas, tetapi dirinya tetap berusaha sendiri, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

” itukan utamanya itu, kita tetap terapkan protokol kesehatan, jaga jarak, pake masker dan terutama itu harus vaksin e…kalau saya sudah vaksin 3 kali. setelah pulang kerja juga, perhatikan kebersihan diri.

kita ada lihat, banyak usaha kecil yang ada tutup, susah bergerak, tapi bagi kami sih memang sedikit terasa.. karena, pendapatan menurun (yang datang jahit terbatas).

Tapi, kita selalu ada pelanggan yang datang.1 hari itu, paling banyak 10 orang yang datang untuk jahit. itu tidak mungkin bawa 2 pasang sandal atau sepatu, tapi hanya bawa 1 saja…itu juga tidak mungkin jahit semua…kadang hanya jahit sebelahnya saja atau talinya saja,” kisah Thomas.

Dengan keuntungan per-hari yang ia dapat dari hasil sol sepatu paling banyak Rp.100.000 atau kadang tidak menentu, tergantung banyaknya pelanggan yang datang ke tempatnya bekerja. uang tersebut ia belanjakan untuk keperluan hidupnya.

” itu kan….ada yang setelah sol abis, bilang uang hanya begini saja….ya, kita tetap terima. ( per sepatu Rp, 10.000 atau kadang juga uangnya tidak sampai nilai itu), saya tetap terima dan bersyukur karena itu adalah rezeki. 

uang yang kita dapat, itu untuk pake beli obat untuk saya, untuk bapak karena sakit ( asam urat ) dan lebih banyak untuk pake beli makanan bantu keluarga, selebihnya ada simpan sedikit – sedikit saja,” pintanya. (NF/SN)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *