Aliansi Beri Kado Krans Bunga, dan Tanya Dana Seroja Sebesar 229,9 Miliar Kepada Korinus Masneno

SonafNtt-News.Com.  Oelamasi. Bupati Kupang Korinus Masneno dan Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe mendapatkan hadiah Krans Bunga diakhir masa Jabatannya 7 April 2024.

Pemberian krans Bunga ini dilakukan oleh aliansi pemuda mahasiswa peduli Kabupaten Kupang pada 4 April 2024 Bertempat di kantor Bupati Oelamasi, Kabupaten Kupang,  Provinsi   Nusa Tenggara Timur. 

Pemberian Krans bunga tersebut sebagai simbol duka cita matinya hati nurani pemerintah daerah Kabupaten Kupang dalam mengatasi persoalan seroja yang telah berulang tahun ke 4.

 “Kami Turut Berduka Cita Atas Matinya Hati Nurani Pemda Kabupaten Kupang  ” demikian tulisan pada krans bunga, yang dibawa oleh aliansi dalam ruang audiensi bersama Bupati Kupang Korinus Masneno.

Koordinator   aksi Melianus Alopada kepada media menyampaikan bahwa,  persoalan Seroja menjadi perhatian serius aliansi, dimana pada 4 April 2021 yang lalu bencana alam melanda wilayah kabupaten Kupang dan masyarakat terdampak Seroja yang didata berjumlah 11.036 kepala keluarga (KK) kemudian terdampak Seroja yang tidak sempat terdata 5.684 KK masuk dalam program penyintas.

Dikatakan Melianus Alopada, bencana tersebut mendapat perhatian dari pemerintah pusat, kemudian menggelontorkan  dana sebesar 229,9 miliar yang bersumber dari dana siap pakai (DSP) sementara untuk kategori penyintas tidak bisa digunakan dana DSP sehingga harus dimasukan dalam permohonan proposal agar bisa menggunakan dana Hibah.

Melianus menjelaskan, alasan aliansi ini terbentuk dan mengawal proses penyaluran bantuan dana Seroja karena, diduga ada kejanggalan.

“Kami aliansi kawal ini bantuan dana Seroja sudah sejak awal penyaluran  tahun 2022 hingga 2024 sudah 4 kali kami lakukan aksi,”tuturnya.

Koordinator aksi yang juga adalah mahasiswa aktif di sekolah tinggi ilmu hukum prof. Dr. Yohanes Usfunan,SH.,MH ini, menegaskan bahwa belum ada kepastian, kapan pemerintah daerah Kabupaten Kupang menyelesaikan penyaluran dan bertanggung jawab atas segala dugaan kejanggalan yang terjadi.

“Hari ini ulang tahun seroja dan tadi kami juga sebelum audiens dimulai sudah mengheningkan cipta  seraya mengenang tragedi bencana alam pada 4 April 2021 yang lalu bersama dengan bapak bupati Kupang dan jajaran OPD yang hadir.” Jelas Melianus.

Mantan Ketua Perhimpunan mahasiswa Kabupaten Kupang (PERMASKKU ) periode 2021/2022 ini juga mengatakan makna kehadiran aliansi menggambarkan duka Cita masyarakat terdampak bencana Seroja, sehingga harus dilihat, didengar dan dirasakan oleh Bupati Kupang Korinus Masneno dan Wakil Bupati Kupang Jerri Manafe agar bisa lebih memperhatikan air mata masyarakat.

Selain Krans bunga, koordinator  aksi mengatakan telah menyiapkan keranda mayat, yang isinya adalah mayat hati nurani pimpinan daerah, namun aliansi tidak membawanya dalam aksi yang dilakukan karena menurutnya keranda mayat hati nurani itu biar tetap berada di masyarakat sebab, duka cita yang dialami belum diberi penghiburan oleh pemerintah.

 Terkait poin aksi menurut Melianus tidak ada perubahan dalam tuntutan karena aksi tersebut sebagai aksi lanjutan dari jilid aksi sebelumnya.

“Yah ini aksi lanjutan, sudah jilid ke 4 poin tuntutan masih sama dan bapak bupati. Serta jajarannya sudah tahu kami punya poin tuntutan jadi hari ini kami datang sekedar merayakan ulang tahun seroja dan menyampaikan ungkapan duka Citta kami.” Tandasnya.

Menanggapi kedatangan Aliansi,  bupati Kupang Korinus Masneno memberikan apresiasi  kepada semua aliansi  karena peduli terhadap pembangunan di Kabupaten Kupang. Dalam Penjelasannya bupati kupang Korinus Masneno mengaku jika seluruh dana bantuan seroja kepada masyarakat terdampak  telah dibagikan kepada yang berhak.  Sementara dana untuk para penyintas belum bisa disalurkan karena para penyintas belum memiliki tempat untuk direlokasi.alokasi anggaran sebesar 229,9 miliar sebagiannya sudah diserahkan  kepada korban seroja diantaranya Desa Saukibe  sebanyak 45 unit dan Desa Bokong sebesar 124 unit.

” Dana sebagian besar sudah kita salurkan dan para korban sudah menikmati hunian namun ada 191 rumah di pukdale yang belum, karena masih terkendala lokasi. kalau Sudah clear akan kita tindak lanjuti. Terang Bupati.

Selain itu ada sejumlah penyintas lain yang masih harus menunggu bantuan tahap berikut. Alasannya datanya terlewatkan oleh tim verifikasi. Sisa dana 46 miliar sudah dikembalikan  melalui Bank BRI. namun, anehnya BRI hanya mengirimkan sisa dana 19 miliar, sedangkan, 27 miliar masih tersimpan di bank BRI. Padahal dana Itu, seharusnya sudah harus dikirimkan semua ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat” tambah bupati. 

Bupati kupang juga merasa bingung dan kaget dengan rumor yang Berkembang jika dirinya enggan memberikan dana bantuan tersebut kepada masyarakat terdampak bencana padahal patut, diketahui jika sebagai kepala daerah dia telah memerintah BPBD Kabupaten Kupang supaya semua masyarakat terdampak harus diberikan  bantuan Sesuai dengan haknya masing masing. 

“Perlu saudara/i tahu bahwa dana itu sudah kita kirimkan ke pusat melalui BRI dan sisa dana itu tidak ada di rekening daerah. Salah satu syarat untuk jawabnya proposal bantuan untuk penyintas itu, sisa dananya harus dikembalikan terlebih dahulu makanya kita masih melakukan koordinasi. Jadi kalau ada yang menyebut bahwa sisa uang ada di Kas daerah itu tidak benar. Apalagi dananya ada lalu saya endapkan tidak mungkin”Tegas Bupati.(CH/Tim) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *