Ayo Simak Sikap Nasionalisme Dari Keluarga dr. Christian Widodo Hibahkan Tanah Di Balik Pembangunan Monumen Pancasila
Kupang, Sonaf NTT- News.com. Hibah Tanah dari keluarga dr.Christian Widodo bermula dari Situasi Nasional ( Keamanan, Politik, Sosial) tahun 2015-2018 dimana ramenya berbagai paham tertentu yang merongrong Pancasila.
“ Kami lebih banyak diskusi membangun kemitraan bersama dan salah satunya membahas rencana serta memberikan dukungan moril terhadap agenda pembangunan Nasional dan daerah. Selain itu, ada 3 forum yang di fasilitasi pemerintah yakni Forum pembauran kebangsaan, forum kerukunan umat beragama ( FKUB) dan dengan forum kewaspadaan Dini masyarakat FKDM) memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan bermuara terhadap kemajuan daerah “
Demikian keterangan salah satu warga Kota Kupang kepada media, rabu 13 /11/2024 di kelurahan Kayu Putih Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.
Menurut Sumber yang sangat layak dipercaya menguraikan, sekitar tahun 2015 mendiskusikan banyak hal tentang situasi Nasional dan daerah. Hasil diskusi tersebut menyepakati menggagas pembangunan sebuah monumen berkaitan dengan Pancasila kemudian melakukan survei di beberapa lokasi.
Menurutnya, keluarga dr. Christian Widodo memiliki tanah itu Desa Letneo. lokasinya memang masuk wilayah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota Kupang, kita bangun komunikasi dengan mereka kalau boleh dihibahkan saja tanah. “ Upaya selanjutnya dilakukan pembahasan yang alot akhirnya tanah tersebut dihibahkan oleh keluarga dr.Christian Widodo guna pembangunan Monumen Pancasila” pungkasnya.
Sambungnya, hasil dari kesepakatan tersebut besoknya tim menyampaikan ke teman-teman forum dan mereka menyambut positif sekali.Diketahui saat itu pula kami langsung melihat lokasi dan semua menyampaikan lokasi tersebut layak di bangun monumen yang berkaitan dengan pancasila bahkan dalam momen tersebut ada kesan menarik dari dr.Christian Widodo tanah itu lokasinya sangat strategis untuk pembangunan monumen Pancasila oleh karena itu, harus kasih yang paling baik untuk bangsa dan negara, kami memastikan memberikan yang terbaik bagi peningkatan pembangunan daerah.
Ia pun menyentil, saat itu Pak Christian belum masuk di Partai Politik nanun gagasannya luar biasa, pak Christian Widodo memiliki jiwa sosial dan nasionalismenya sangat tinggi sehingga menyampaikan hal demikian.
Diuraikan sumber yang layak dipercaya, tanah yang diberikan kepada pemerintah Provinsi NTT merupakan hibah tanpa ada balas jasa apapun selanjutnya diserahkan menyampaikan kepada Gubernur dan DPRD Provinsi.
“ Prosesnya berkembang begitu cepat, Gubernur dan DPRD Dukung namun di suatu sisi perjuangan cukup berat karena ada satu dua Fraksi DPR yang saat itu yang menentang pembangunan Monumen ini dengan alasan dana tidak digunakan untuk pengentasan kemiskinan dan memberikan solusi agar NTT keluar dari berbagai persoalan kemiskinan namun ditanggapi anggota DPR lainya ditanggapi secara positif, alokasi anggaran rencana pembangunan monumen Pancasila bersumber dari pemerintah pusat dan swadaya masyarakat yang peduli pembangunan dan tidak mengganggu pos anggaran untuk pengentasan kemiskinan.
Baginya, monumen ini bukan sembarang monumen namun perencananya sudah matang dan jika dilihat dari desainnya tingginya hampir 40 M dari permukaan tanah dan dan puncak ketinggiannya 40 M kira-kira dari permukaan laut sehingga kalau dari laut itu berarti 80 meter dan jika menggunakan transportasi laut (Kapal Very) bisa kelihatan menara ini dari jauh.
“ Di dalam perut monumen ini ada beberapa sarana pelengkap yakni teater, ruang meeting, diorama perpustakaan dan fasilitas lainnya tentang Pancasila sedangkan di pusat ada lift yang sudah ada konstruksinya bisa bawa sampai puncak di paruh monumen ini bahkan dari monumen ini Garuda dari atas itu itu bisa langsung melihat seluruh kawasan di Kupang” pungkasnya.
Ia lanjut menerangkan, untuk mendukung pembangunan monumen tersebut, bulan september tahun 2017 pemilik tanah bersama Notaris menandatangani akta hibah tanah dan saat itu hadir bersama keluarga menyerahkan dokumen hibah tanah ke pemerintah Provinsi dan pembangunannya dimulai 2018.
Dalam kesempatan ia menegaskan hibah tersebut adalah murni untuk mendukung pembangunan daerah dan monumen tersebut sumber informasi atau inspirasi bagi warga bangsa untuk menjaga Pancasila nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.