Bank NTT dan Pemda 22 Kabupaten Gelar Rakor Pemenuhan Modal Inti 3 Triliun Di Tahun 2024
Kupang,sonafntt-news.com.-PT.Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur terus melakukan langkah-langkah strategis dengan tujuan membawa Bank NTT semakin maju dan mandiri baik secara internal dan maupun skala nasional. Kali ini melakukan rapat koordinasi bersama Pemerintah Daerah 22 Kabupaten/kota se-NTT dengan agenda utama membahas pemenuhan modal inti sebesar Rp. 3 Triliun di Tahun 2024.
Rapat koordinasi berlangsung di Aula Fernandes Kantor Gubernur NTT yang dihadiri Sekretaris Daerah NTT, Benediktus Polo Maing, didampingi Asisten III Setda Provinsi NTT, Yohana Lisapaly, Kepala OJK Provinsi NTT, Robert Sianipar Plt.Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dan perwakilan dari Pemda 22 Kabupaten/kota,kamis 6/8/2020.
Pantauan media ini, Rapat yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (sekda) NTT, Benediktus Polo Maing menjelaskan bahwa rapat koordinasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mendorong pemenuhan modal inti pada bank NTT sebesar 3 Triliun di tahun 2024 dengan menyiapkan skenario sesuai RUPS di Labuan Bajo yakni 1 persen APBD dan 50 persen Deviden akan menjadi rujukan setiap pemerintah daerah menyiapkan penyertaan modal kepada Bank NTT pada tahun 2021 sampai 2024
“Hingga Desember tahun 2019, modal inti bank NTT 1, 17 triliun. Kita dorong bersama 22 kabupaten/kota se-NTT agar modal inti bank NTT mencapai 3 Triliun di tahun 2024,” ujar Polo Maing.
Ia menegaskan Pemenuhan modal inti ini merujuk pada POJK 12 Tahun 2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Rapat ini merupakan forum untuk menindaklanjuti hasil RUPS Bank NTT pada 25 Oktober 2019 dan 6 Mei 2020.
Sementara itu, Kepala OJK NTT, Robert Sianipar menyampaikan, modal tersebut perlu untuk ketahanan Bank dan bagaimana daya saingnya bisa meningkat serta bisa berkontribusi untuk mendorong ekonomi daerah.
“Jadi kami tentunya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Tadi kita sudah mendengarkan skema konkritnya baik dari sumber pemenuhan internal seperti dari deviden tambahan di APBD,” tutur Sianipar.
Sementara Menurut Plt. Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho,SH,MM menjelaskan bahwa Bank NTT masih membutuhkan tambahan modal sejumlah Rp.1.233 Miliar, dengan komposisi Modal Dasar sesuai Anggaran Dasar Rp.4.000 Miliar, Kebutuhan Modal Inti Minimum Rp.3.000 Miliar dengan kondisi Modal Disetor saat ini (Des 2019) Rp.1.383 Miliar, Modal Inti Bank Rp.1.767 Miliar.
“Bank NTT memberikan skema penawaran saham tahun buku 2021 sd 2024 sehingga proyeksi modal inti selama 4 tahun dari kebutuhan Rp. 1,6 Triliun dapat terpenuhi,”
Penyertaan modal ini akan memberikan multi player efek peningkatan Modal Disetor bagi Pemda diantaranya Dividen yang diperoleh Pemda meningkat dengan kontribusi 87,5% per tahun, peningkatan penghimpunan DPK untuk penyaluran Kredit.
Dampak lain dari tambahan penyertaan modal adalah peningkatan penyaluran kredit UMKM Konsumer Komersil dan mendukung pembangunan Infrastruktur daerah melalui skema sindikasi pinjaman daerah. (Juan -GN/user/Mf).