Pemprov Himbau Masyarakat Agar Warga waspada Terhadap Perubahan Iklim Dalam Februari 2025
Kupang, Sonaf NTT- News .com-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan peringatan dini terkait puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada bulan Februari mendatang oleh karena itu kami menghimbau agar masyarakat waspada terhadap perubahan iklim.
Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang dihadiri oleh Penjabat Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., M.P., Kepala Stasiun Meteorologi BMKG NTT, Sti Nenotek, dan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Ir. Cornelis Wadu, M.Si.
Penjabat Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., dalam konferensi pers mengatakan “akses jalan utama di NTT telah kembali normal, namun kewaspadaan tetap diperlukan mengingat puncak musim hujan yang akan datang. Kepada masyarakat pentingnya antisipasi terhadap banjir yang berpotensi merusak jaringan irigasi dan mengancam sektor pertanian.
“Koordinasi dan mitigasi bencana antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT dan kabupaten/kota terus ditingkatkan untuk menghadapi potensi bencana di masa mendatang. Kerja sama ini meliputi perencanaan, pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan bencana, termasuk perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir sebelumnya. Tujuannya adalah untuk meminimalisir dampak kerugian dan melindungi masyarakat dari ancaman bencana.”ujarnya
Sti Nenotek dari BMKG NTT menjelaskan bahwa hampir seluruh wilayah NTT telah memasuki puncak musim hujan. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa fenomena atmosfer, termasuk penguatan Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO), sirkulasi siklonik, gelombang Rossby Ekstratropis, dan Kelvin Wave. Akibatnya, beberapa wilayah mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat. Kota Kupang, misalnya, mencatat curah hujan ekstrem hingga 155 mm pada 27 Januari.
BMKG memprediksi kondisi ekstrem ini akan berlangsung hingga 3 Februari, dengan puncak musim hujan berlanjut hingga Februari. Potensi munculnya siklon tropis juga perlu diwaspadai hingga April, mengingat pengalaman siklon Seroja pada April 2021.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Ir. Cornelis Wadu, M.Si. melaporkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan material yang signifikan. Namun, BPBD telah mempersiapkan stok bahan pokok dan melakukan antisipasi di wilayah-wilayah rawan bencana, khususnya di wilayah timur (rawan longsor) dan Flores (rawan longsor dan banjir). Koordinasi dengan BMKG terus dilakukan untuk memantau perkembangan cuaca dan melakukan mitigasi.
Pemerintah NTT mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi selama puncak musim hujan. Masyarakat dihimbau untuk mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan instansi terkait. Koordinasi dan kerjasama antar instansi serta partisipasi masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak bencana.