Ekonomi & Bisnis

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah, BI NTT Siap Lakukan Tiga Agenda Strategis

Kupang, Sonaf NTT-News.com. Bank Indonesìa (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur menggelar diskusi bersama awak media dengan tagline “ Santai santai Duduk Baomong dengan Media (SASANDO DIA)” dengan tujuan akan melakukan tiga agenda strategis yakni memperluas sektor Investasi, meningkatkan Produktivitas Pertanian dan meningkatkan Sumber Daya Manusia guna meningkatkan pertumbuhan Ekonomi Daerah ke arah yang lebih baik.

Demikian pernyataan Kepala Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati di Umera Koffie, Kota Kupang.Turut hadir oleh Deputi Kepala BI NTT Pratyaksa Candraditya, Humas BI NTT Bagus Maulana, serta tim statistik dan data BI NTT, abi, Reiza, dan Teguh Sitepu, kamis 30/1/2025.

Agus Sistyo Widjajati dalam materinya tentang prospek perekonomian Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2025 menguraikan bahwa sebelum pandemi covid-19 (2015–2019), pertumbuhan ekonomi NTT mencapai rata-rata 5,10% per tahun. Namun, dalam periode pemulihan (2022–2024), angka tersebut menurun menjadi 3,59% year on year, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang justru meningkat dari 5,03% menjadi 5,15%.

Menurutnya, untuk meningkatkan pertumbuhan Ekonomi perlu membangun sinergitas dengan seluruh komponen untuk memperkuat sektor investasi karena berdasarkan data investasi asing di NTT hanya mencapai USD 124,3 juta, jauh di bawah Jawa Barat (USD 8.234 juta) dan Sulawesi Tengah (USD 7.244 juta). Sementara itu, investasi domestik di NTT tercatat Rp 3,4 triliun, menempati peringkat ke-30 secara nasional.

Sambungnya, untuk sektor pertanian, yang masih tertinggal dibandingkan rata-rata nasional. Produktivitas padi di NTT hanya 4,62 ton per hektar, lebih rendah dari rata-rata nasional 5,31 ton per hektar sedangkan untuk mendorong ekonomi masyarakat kami merekomendasikan melakukan Hilirisasi di sektor Pertanian.

“untuk memperbaiki produktivitas pertanian perlu membuat perencanaan yang sistematis dengan menyiapkan masa tanam yang baik, merubah sistem pertanian yang modern, menyiapkan benih yang unggul, pupuk berkualitas, menciptakan Inovasi- inovasi baru, monitoring yang rutin dan melakukan evaluasi sehingga kerja-kerja yang dilakukan mendapatkan hasil maksimal” ungkapnya.

Upaya lain yang dilakukan merubah paradigma pertanian dengan spirit Ayo menanam bersama sesuai kebutuhan pasar, dan membangun sinergitas dengan universitas untuk melakukan pendampingan lapangan.

Sementara untuk Sektor Pariwisata yakni menjadikan sektor pariwisata sebagai motor pertumbuhan baru dengan pendekatan berkelanjutan.” Untuk memantapkan sektor ini harus adanya Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dengan mengoptimalkan potensi yang ada agar ke depan ekonomi bertumbuh lebih dari sebelumnya” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, ditegaskan bahwa Investasi merupakan salah satu indikator strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun berdasarkan data daya saing komoditas lokal masih rendah.Selain itu, investasi asing di NTT hanya mencapai USD 124,3 juta, menempatkan NTT di peringkat ke-25 secara nasional. Sementara itu, investasi dalam negeri (PMDN) di NTT berada di angka Rp 3,4 triliun,dan provinsi NTT menduduki peringkat ke 30 jauh di bawah provinsi lainnya.

Kepala BI Perwakilan NTT juga menerangkan komitmennya dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memperluas industrialisasi, meningkatkan swasembada pangan, menciptakan lapangan kerja, kolaborasi ekonomi lokal, serta pengembangan wisata budaya dan ekowisata.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *