Rendahnya Minat Baca Mahasiswa Di Era Digital : Oleh Fitri Susanto Mahasiswi STKIP St. Paulus Ruteng
Perkembangan Globalisasi diera digital saat ini memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk mengakses informasi sesuai kebutuhannya baik di dunia kerja maupun di sektor lainnya yang saling berkaitan namun hadirnya teknologi Komunikasi dan Informasi yang berbasis digital membuat minat baca Mahasiswa menurun (rendah) dan hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap Pengembangan Sumber Daya Manusia bahkan menjadi tantangan Pemerintah dan Gereja dalam menyiapkan generasi yang cerdas dan unggul menuju Indonesia Emas di tahun 2040.
“Hasil survei di beberapa kampus dan daerah tertentu di Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa adanya beberapa faktor yang membuat rendahnya minat baca mahasiswa diantaranya kurangnya motivasi untuk mengetahui informasi-informasi baru untuk menunjang pengetahuannya, Kurang Nya niat terhadap bacaan baru, rendahnya pembinaan keluarga, tidak disiplin mengatur waktu belajar lebih banyak nonton, 75 % lebih banyak mengakses informasi tidak sesuai kebutuhan misalnya tik tok, bermedia sosial bahkan sebagian besar anak jaman sekarang tidak patuh terhadap orangtua”Kata salah satu Mahasiswa STKIP St. Paulus Ruteng
Selain itu, dari beberapa responden yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa tantangan dunia pendidikan termasuk di NTT saat ini sangat besar terutama berkaitan dengan Sumber Daya Manusia Generasi Muda yang sedang berada di bangku sekolah dan bahkan banyak yang menjadikan kulia tidak sebagai media menuntut ilmu,melainkan sebagai media mencari gengsi dan demi menuruti stigma masyarakat sekitar .Sehingga lebih banyak lulusan mahasiswa yang menjadi pengangguran pada hal,harapannya lulusan dari perguruan tinggi mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif.
Fitri Susanto lanjut menguraikan akibat dari rendahnya minat baca berpengaruh dari segi kemampuan mahasiswa yaitu kurangnya wawasan atau ilmu pengetahuan yang menyebabkan mahasiswa kurang menguasai beberapa cabang ilmu sehingga menimbulkan kemampuan yang kurang produktif.Wawasan dan ilmu pengetahuan dapat diperoleh dari kegiatan membaca ,apabila mahasiswa malas untuk membaca buku,maka akan mudah termakan informasi hoaks,tidak bisa membedakan berita yang benar atau berita yang palsu.
Menurutnya, Mahasiswa adalah agen perubahan yang harus berdiri di barisan paling depan untuk menggerakkan perubahan kearah lebih baik.Melalui kacamata mahasiswa yang masih netral, mereka bisa melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan di negaranya .Salah satu contoh nyata Fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan adalah aksi 1998 ketika orde baru tumbang Salah satu aksi demo terbesar di indonesia itu dimotori oleh mahasiswa.
Fungsi mahasiswa sebagai kontrol sosial sangatlah penting mahasiswa berfungsi untuk melakukan kontrol kepada hal -hal yang bertentangan dengan nilai keadilan di masyarakat .Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan saran,kritik serta solusi untuk permasalahan sosial di masyarakat maupun bangsa.Sebagai kaum akademis dengan intelektual yang tinggi.Mahasiswa diharapkan dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk melawan perlakuan birokrasi yang salah dan mahasiswa harus benar-benar menunjukkan kualitasnya baik SDM maupun terlibat dalam kegiatan Sosial Kemasyarakatan yang menunjang masa depannya. (Fitri/SN)