Rumput Laut Sebagai Salah satu Produk Unggulan NTT Di Mata Nasional
Semau,sonafntt-news.com. Rumput Laut merupakan salah satu produk unggulan dan kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur dimana memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk memperbaiki pendapatan ekonomi masyarakat.
“Rumput laut memiliki manfaat yang luar biasa dan jika dikelola dengan baik tentu memberikan manfaat yang produktif dan berkelanjutan”
Demikian ungkapan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dalam kunjungannya ke pabrik pengolahan rumput laut CV. Agar Kembang di Dusun Amdoke, Desa Akle, Kecamatan Semau Selatan. Kunjungan tersebut merupakan rangkaian Kunjungan Kerja Gubernur VBL di Semau, Kabupaten Kupang, setelah menyerahkan sertifikat tanah kepada masyarakat di Desa Naikean, Kecamatan Semau Selatan pada (1/10).
Gubernur VBL menguraikan bahwa manajemen pengolahan rumput laut harus dilakukan secara efektif sesuai ketentuannya.
Langkah-langkahnya harus dilakukan secara cerdas agar kedepannya dapat memproduksi Produk jadi dari rumput laut sehingga NTT tidak hanya mengirimkan bahan mentah ke luar daerah.
“Ini merupakan sebuah langkah maju dan sebagai Gubernur kami akan memberikan bantuan agar pabrik ini dapat berjalan dengan baik serta kita mendorong para petani rumput laut agar dapat mensuplai kebutuhan bahan baku di pabrik ini dan dapat kita lanjutkan ke industri-industri lain sehingga diharapkan kedepannya kita tidak hanya mengirim rumput laut dalam bentuk bahan mentah tetapi rumput laut yang sudah menjadi produk seperti kosmetik dan bahan pangan dapat kita produksi sendiri.” Ujar Gubernur Laiskodat
“Segala hal yang berkaitan dengan perizinan, agar segera disampaikan ke Provinsi untuk di proses secepatnya dan perizinan yang berhubungan dengan Pemerintah Pusat, juga segera diajukan untuk kita kawal prosesnya hingga izin tersebut ditetapkan,” tegas Gubernur Viktor
Pendiri CV. Agar Kembang, Made menyampaikan komitmennya bukan saja berinvestasi di Semau untuk mendapatkan keuntungan, tetapi turut serta mensejahterakan masyarakat yang ada di Semau.
“Sejak Tahun 2001 saya masuk Semau, dan perusahan kami baru berjalan selama 4 bulan di Pulau Semau dan mempunyai karyawan sebanyak 40 orang yang berasal dari sekitaran pabrik rumput laut tersebut serta bahan dasar rumput laut di dapat dari petani rumput laut yang ada di Pulau Semau,” ujarnya
“Model pengeringan yang kami lakukan tanpa menggunakan bahan kimia dan hanya satu di dunia, hasilnya dalam bentuk produk Green Label , selanjutnya kami membutuhkan izin konsesi dari Kementerian untuk peningkatan produksi,” ujarnya