Sinergi Dua Kementerian, Produk Warga Binaan Jadi Andalan Ekonomi Kreatif NTT
Kupang, SonafNTT-News.com Sebuah langkah nyata kolaborasi lintas kementerian kembali mengukir cerita inspiratif dari timur Nusa Tenggara Timur dimana Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) bersama Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) RI resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pemberdayaan dan pengembangan produk hasil karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Penandatanganan yang digelar dalam rangkaian Festival Kemudahan dan Perlindungan Usaha Mikro di Kupang, Selasa (29/10/2025), menjadi simbol kuat untuk membangun kerja sama pemerintah dapat membuka peluang baru bagi mereka yang tengah menjalani proses pembinaan di lembaga pemasyarakatan.
Dalam kesempatan itu, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, diwakili oleh Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan NTT, Ketut Akbar Herry Achjar, menandatangani MoU bersama Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik. Kolaborasi ini bukan sekadar seremoni, tetapi komitmen konkret dalam mengubah paradigma: bahwa warga binaan bukan sekadar penerima hukuman, melainkan juga insan yang berdaya cipta dan berpotensi menjadi pelaku ekonomi kreatif.
Mengusung tema “Legal, Terlindungi, Berdaya,” festival tersebut menampilkan deretan produk unggulan dari Lapas, Rutan, dan Bapas se-NTT — mulai dari kopi khas Flores, tenun ikat bermotif etnik, anyaman bambu, hingga aneka jajanan tradisional. Semua hasil karya tangan warga binaan itu tak hanya memamerkan kreativitas, tetapi juga mencerminkan keberhasilan program pembinaan kemandirian yang kini mulai berbuah nyata.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menegaskan pentingnya gotong royong lintas sektor dalam memperkuat ekosistem usaha mikro.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kita perlu rasa percaya dan kolaborasi agar UMKM bisa tumbuh berkelanjutan,” ujarnya dengan penuh semangat.
Sementara itu, Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena, mengapresiasi langkah dua kementerian tersebut yang dinilai mampu membangkitkan semangat ekonomi daerah.
“UMKM adalah motor penggerak ekonomi NTT. Melalui sinergi ini, warga binaan bukan lagi objek, tapi subjek pembangunan ekonomi. Ini langkah luar biasa,” tegasnya.
Menurutnya, Melalui kerja sama ini, kedua kementerian berkomitmen memberikan dukungan pembinaan dan pembimbingan kemandirian bagi warga binaan, mulai dari peningkatan keterampilan, akses pemasaran, hingga pemanfaatan sarana produksi. Harapannya, produk-produk karya WBP tak hanya mengisi pasar lokal, tapi juga bisa menembus pasar nasional dan global sebagai ikon baru ekonomi kreatif Nusa Tenggara Timur.
