Wali Kota Kupang Mengantar Penerima Bedah Rumah Disambut Haru & Tepukan Tangan Warga

Kupang,sonafntt-news.com. Tangis haru keluarga dan tepukan tangan warga Kelurahan Fatufeto, Kecamatan Alak, tiba-tiba pecah terdengar saat Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, M.M., M.H. yang didampingi Ketua TP PKK Kota Kupang, Hilda Riwu Kore – Manafe mengantar Viktor Kamaleng dan istrinya Linda Kamaleng-Solukh kembali ke rumahnya yang telah selesai dibedah di RT 22, Kelurahan Fatufeto, Jumat (17/7).

Rumah milik Viktor Kamaleng dibedah Pemerintah Kota Kupang dengan dana APBD tahun 2020. Selama 14 hari pengerjaan rumah, Viktor bersama istri dan ketiga anaknya tinggal sementara di Hotel Maya. Sejumlah tetangga dan keluarga viktor menyambut gembira kepulangan viktor dan keluarga, ada yang bertepuk tangan, ada pula yang berderai air mata karena terharu sembari menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Kupang.

Hal yang sama juga dialami Luter Masu, warga RT 18 RW 07 Kelurahan Manulai II Kecamatan Alak yang mendapatkan bantuan bedah rumah. Wali Kota Kupang juga berkesempatan menjemput dan mengantar pulang Luter Masu dan keluarga menempati rumah barunya yang terletak di RT 18, RW 07 Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak. Rut Baitanu, istri dari Luter Masu menangis terharu sembari spontan memeluk Hilda Manafe. Dirinya mengaku terharu bahagia ketika gubuk reot berlapis bebak yang biasa ia tempati bersama keluarga tampak menghilang dan berubah menjadi bangunan kokoh berdinding batako.

Sambil berlinang air mata, Rut Baitanu tak hentinya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Kupang. Kedatangan keluarganya bersama Wali Kota beserta Ibu Hilda disambut natoni oleh tokoh adat dan keluarganya yang hadir. Selama 14 hari pengerjaan bedah rumah, Rut bersama keluarganya dibawa untuk ditampung sementara oleh Wali Kota Kupang di rumah jabatan.

Menurut Ketua RT 18 RW 7 Kelurahan Manulai 2, Ibrahim Baitanu, warga telah lama prihatin dengan kondisi rumah Luther dan berharap bantuan Pemkot dapat menyentuh mereka. Dirinya mengaku turut senang ketika Lurah Manulai II membawa kabar bahwa Luther akan menerima bantuan bedah rumah, “awalnya Lurah datang untuk fotokopi KTP dengan kartu keluarga Pak Luther, selang dua minggu kemudian datang lagi dan menyampaikan pesan bahwa Pak Wali berkenan bertemu Luther dan keluarga untuk diberikan bantuan,” ucap Ibrahim.

Jibrael Kolo salah satu tetangga Rut Baitanu turut berkomentar menyampaikan apresiasinya, menurutnya kepedulian Wali Kota Kupang sangat nyata dirasakan masyarakat melalui program bedah rumah, “terimakasih telah membantu tetangga kami, sehingga mereka dapat memiliki rumah yang layak huni. Terima kasih atas bantuan pemerintah, semoga semakin banyak warga yang tersentuh perhatian pemerintah,” kata Jibrael.

Wali Kota bersama rombongan kemudian beranjak untuk mengantar pulang Elisabet Saves Toto, seorang janda 8 anak di Kelurahan Manulai II. Elisabet merupakan salah satu penerima bedah rumah yang juga ditampung sementara di Rumah Jabatan Wali Kota Kupang selama rumahnya dibedah.

Ester tak kuasa menahan harunya ketika melihat kondisi rumahnya yang semula hanya berdinding seng, telah berubah menjadi bangunan tembok sederhana bertipe 36 dibedah oleh Pemkot. Imo Giri salah satu tetangganya juga menyatakan keprihatinannya melihat kondisi rumah Elisabet sebelumnya, “semua warga disini sangat berterimakasih kepada Pemkot Kupang yang berkenan membantu ibu Elisabeth, kami tetangga juga prihatin dengan kondisi sebelumnya, akhirnya doa ibu Elisabeth terjawab melalui program bedah rumah Pemkot ini,” kata Imo.

Wali Kota Kupang dalam kesempatan tersebut mengatakan, program bedah rumah merupakan salah satu misi untuk mewujudkan hunian layak huni bagi masyarakat Kota Kupang, sehingga pada tahun 2020 ini pihaknya menganggarkan 50 rumah bagi masyarakat yang tersebar di 6 kecamatan di Kota Kupang, “hati kami terketuk untuk memperhatikan warga yang kurang beruntung tidak memiliki rumah layak di kota ini, dengan segala keterbatasan kami berupaya untuk membantu mereka,” ucap Wali Kota.

Pemkot menganggarkan biaya untuk melakukan bedah 50 rumah warga yang tersebar di 6 kecamatan, saat ini baru 7 rumah yang telah, sedangkan sisanya 3 rumah lagi sedang dalam pengerjaan, “rumah yang dibedah rencananya diharapkan mencapai 15 rumah. Mudah-mudahan kedepan teman-teman DPRD dapat mendukung dan menyetujui pendanaan yang lebih besar sehingga lebih banyak masyarakat yang terbantu,” harap Jeriko.

Sebelumnya, Kamis minggu lalu (9/7), Wali Kota Kupang bersama Ibu Hilda, Anggota DPD RI Perwakilan NTT juga berkesempatan menjemput Ibu Anantjie Djara bersama anak dan cucunya dari Hotel Gajah Mada Kelurahan Nunleu untuk diantar kembali menempati rumahnya yang telah selesai dibedah oleh Pemkot Kupang.

Rumah yang terletak di RT 09/RW 03, Kelurahan Fontein, Kecamatan Kota Raja berubah dari gubuk berdinding bebak dan seng dan berlantai tanah menjadi bangunan tembok yang layak serta siap huni. Selama bedah rumah, wanita yang lebih akrab disapa Ina Djara itu bersama keluarganya tinggal sementara di Hotel Gajah Mada.

Kepindahan Ina Djara ke hotel diurus dan diantar langsung oleh Wali Kota Kupang, didampingi oleh Camat Kota Raja, Achrudin Rudi Abubakar, S.Sos, M.Si. dan Lurah Fontein, Yosef Suhardin, S.Sos. Wali Kota bahkan berkesempatan mengurus pembayaran biaya penginapan Ina Djara beserta keluarganya sebelum akhirnya mengajak wanita yang sudah tua renta itu untuk pulang ke rumahnya, “mama mari pulang sudah e,” ajak Wali Kota Kupang.

Ina Djara sempat digendong oleh Camat Kota Raja masuk dalam bis Pemkot Kupang yang juga ditumpangi Wali Kota Kupang. Ketika tiba, janda berusia senja tersebut sempat kaget ketika melihat rumah telah berbeda dengan rumah yang biasa ia tinggal sebelumnya, “rumah su di mana, sonde ada lai, su jadi bagus,” ujar Ina Djara terharu. Puluhan warga dan tetangga turut menyambut kedatangan Ina Djara beserta keluarganya dengan riuhan dan tepukan tangan. Warga juga memberikan aplaus dan ucapan terimakasih kepada Wali Kota Kupang karena telah memperhatikan kondisi tetangga mereka, Ina Djara. Wali Kota Kupang juga menyumbangkan sebuah televisi berukuran 16 inch, sembako dan perabot rumah tangga yang dibeli dengan uang pribadinya, “kita ada bawa sembako untuk Ina Djara, kami juga belikan tempat tidur supaya oma sonde tidur di bale bale lagi seperti waktu itu,” ujar sosok yang akrab disapa Jerikol.(MF).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *