daerah

21 Paket IJD Siap Dikerjakan, BPJN NTT Pastikan Pengawasan dan Mutu Terjaga

Kupang, SonafNTT-News.com. Kabar menggembirakan datang dari dunia infrastruktur Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebanyak 21 paket pekerjaan Jalan Inpres Daerah (IJD) kini siap dikerjakan di berbagai wilayah, meliputi Pulau Timor, Sumba, Flores, dan Alor. Pemerintah melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT memastikan seluruh proyek akan berjalan dengan pengawasan ketat dan kualitas konstruksi yang terjamin.

Hal ini disampaikan oleh Kasatker Perencanaan BPJN NTT, Andria Muharami Fitra, kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (24/10/2025).

“Kami menangani paket-paket reguler yang tersebar di empat pulau besar di NTT, selain itu juga menangani 21 paket pekerjaan Jalan Inpres Daerah (IJD),” ujarnya.

Dari total 21 paket tersebut, lima paket sudah terkontrak dan masuk dalam kategori IJD Tahap I, sementara 16 paket lainnya tengah bersiap untuk memasuki Tahap II.

“Untuk tahap kedua, target kami minggu depan sudah mulai berjalan. Satu paket pengawasan mengawasi lima hingga enam paket pekerjaan fisik,” jelas Andria.

Andria menegaskan, meski proyek tersebar di wilayah luas dan menantang, BPJN NTT berkomitmen kuat menjaga mutu dan keselamatan kerja.

“Untuk menjamin kualitas pekerjaan, setiap paket diawasi secara ketat. Kami baru menerima tim dari Direktorat Bina Marga yang juga melakukan monitoring di beberapa wilayah. Secara umum, mutu pekerjaan baik dan sesuai standar nasional,” ungkapnya.

Selain pekerjaan IJD, BPJN NTT juga masih menangani paket-paket reguler, termasuk pembangunan jalan di Ulung Ilepati, Adonara, Kabupaten Flores Timur, yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2025. Semua proyek IJD tersebut menggunakan lapisan hotmix dengan panjang bervariasi antara 3 hingga 6 kilometer.

Andrea menjelaskan, desain proyek IJD berasal dari pemerintah daerah (Pemda) dan dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Tata Jalan Daerah (SITIA) — sebuah platform digital yang dikembangkan oleh Direktorat Bina Marga untuk memantau dan menstandarkan jalan non-nasional.

“Prosesnya cukup panjang. Setelah desain masuk ke sistem SITIA, kami dari balai melakukan verifikasi kembali tanpa mengubah desain, tetapi memastikan kesesuaiannya, termasuk aspek harga dan teknis,” terang Andria.

 

Langkah ini dilakukan untuk memastikan proyek tidak hanya cepat dikerjakan, tetapi juga berkualitas tinggi, efisien, dan berorientasi pada keselamatan konstruksi.

 

Lebih lanjut, Andria menyampaikan bahwa hasil rapat evaluasi bersama Direktorat Bina Marga menunjukkan mutu pekerjaan jalan nasional dan proyek IJD di NTT berada pada level yang baik.

 

“Kami juga mendapat berbagai masukan yang fokus pada peningkatan aspek keselamatan dan penyempurnaan konstruksi di masa mendatang,” katanya.

 

Ia menegaskan, BPJN NTT tidak hanya mengejar target waktu, tetapi juga ingin memastikan bahwa setiap ruas jalan yang dibangun benar-benar memberi dampak nyata bagi masyarakat — membuka akses, menurunkan biaya logistik, dan menggerakkan ekonomi lokal.

 

Program Inpres Jalan Daerah (IJD) merupakan salah satu terobosan pemerintah pusat untuk mempercepat pemerataan infrastruktur di wilayah-wilayah yang belum terjangkau jalan nasional. Di NTT, proyek ini menjadi angin segar bagi masyarakat di pedalaman dan daerah perbatasan.

 

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, proyek IJD diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan.

 

“Kami ingin hasilnya benar-benar dirasakan masyarakat. Jalan yang baik berarti ekonomi bergerak, akses terbuka, dan kesejahteraan meningkat,” tutup Andria penuh optimis

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *