Hadapi Perubahan Iklim, BPBD Kota Kupang Gelar Pelatihan Tentang Pentingnya Pencegahan Dan Mitigasi Bencana
Kupang, Sonaf NTT-News.com. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang menggelar Pelatihan tentang pentingnya Pencegahan dan Mitigasi Bencana sebagai salah satu langkah menghadapi perubahan iklim.
Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Neo yang dihadiri LPM Se-Kota Kupang, Ketua Karang Taruna, Perwakilan dari 27 Kelurahan Se Kota Kupang, perwakilan RT dari setiap kelurahan dan ketua Relawan kampus tangguh bencana lingkup kota Kupang, Kamis 5/9/2024.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kupang Elsje W.A.Sijoen, S.Sos, MSi. ELSJE dalam keterangannya menyampaikan bahwa pelatihan yang digelar merupakan salah satu langkah strategis dalam menghadapi perubahan iklim di Kota Kupang dan agenda hari ini difokuskan bagi peserta yang telah mendapat sosialisasi mengenai Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana.
Menurutnya standar pelayanan BNPB Kota Kupang terdiri tiga aspek yakni Informasi Rawan Bencana yang mencakup penyusunan kajian risiko bencana, layanan Komunikasi Informasi dan edukasi.
Ia lanjut menerangkan hingga saat ini 22 Kelurahan sudah memiliki dokumen kajian risiko rencana dan 5 kelurahan sudah mendapat pelayanan KIE. “Mereka telah memenuhi kriteria yang diperbolehkan mengikuti kegiatan Pentingnya Pencegahan Dan Mitigasi Bencana” ungkapnya.
Dijelaskan juga bahwa penanggulangan bencana ada tiga tahap diantaranya Pra Bencana, Bencana dan Pasca Bencana.
“Untuk pra bencana tugas kami menyiapkan masyarakat agar benar-benar dengan baik cara menghadapi bencana dan ketika terjadi bencana tidak menjadi korban melalui cara pencegahan, mitigasi, kesiap siagaaan dan peringatan dini sedangkan mitigasi terdiri dari Struktural dan Non Struktural.” ungkapnya
Menurutnya mitigasi struktural berkaitan dengan bangunan tanggul penahan di pinggir pantai dan non struktural bertujuan untuk memberikan pelatihan agar ketika terjadi bencana warga bisa menyelamatkan diri sedangkan langkah berikut adalah harus kesiapsiagaan di mana adanya pembagian tugas dan peran yang tersistem sehingga timbul bencana bisa ditangani dengan baik, membangun sistem peringatan dini yang cepat sampai ke tangan masyarakat serta rencana kontijensi terhadap cuaca ekstrim.
Ia menambahkan akhir bulan September 2024 akan dilakukan simulasi Mitigasi di Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo mengingat pada pinggiran kali sebagai salah satu daerah yang rawan bencana. (Mf/SN).