NTT Memiliki Spesifikasi Khusus untuk Pengembangan Sektor Pertanian dan Peternakan
Kupang, sonafntt-news.com. Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki spesifikasi khusus untuk mengembangkan sektor pertanian dan Peternakan dan langkah tersebut dilakukan melalui berbagai analisis dan kajian yang berbasis data mengingat NTT secara keseluruhan beriklim lahan kering.Untuk NTT secara umumnya dalam melakukan perencanaan pembangunan di sektor pertanian dan peternakan tahun berjalan kami memiliki kewajiban penuh untuk membuat kajian-kajian pada 22 Kabupaten agar komoditas tanaman pangan dan hortikultura serta sektor peternakan yang akan dikembangkan memberikan dampak yang produktif secara berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat bahkan bisa menjawab kebutuhan pasar di luar dalam jumlah yang besar.
Wilayah NTT sangat berbeda dengan yang lain dan umumnya memiliki iklim kering dan untuk mendapatkan hasil pertanian dan ternak yang berkualitas sangat dibutuhkan kajian –kajian efektif dan tepat dengan mengacu terhadap variabel yang berlaku agar komoditas tanaman pangan dan hortikultura seperti. padi, jagung, dan buah-buahan dan sayur mayur dan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi NTT Procula R. Matitaputty, saat ditemui oleh awak media di ruang kerjanya, Jumat, 21 November 2020.
Procula R. Matitaputty dalam keterangannya menyampaikan bahwa Balai Pengkajian Teknologi pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan perpanjangan dari Badan Penelitian dan pengembangan pertanian memiliki peran yang sangat strategis untuk mengkaji, mensiminasi, dan merakit teknologi dan melalui kajian dengan berbasis data.
Kita lakukan kajian untuk memperoleh teknologi spefikasi lokasi serta sebagai pedoman dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di sektor pertanian dan peternakan menuju daerah yang maju dan berkembang. Langkah ini sebagai wujud menyiapkan komoditas pangan yang bernilai gizi untuk meningkatkan pertumbuhan anak sejak dini 0-2 tahun bahkan untuk mengurangi bahkan mengatasi persoalan stunting di NTT. Hal yang sama dilakukan yakni mengembangkan Lantoro Teramba dalam skala yang besar di seluruh wilayah bahkan adanya permintaan dari sumatera dan Papua untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.
Dalam kesempatan itu putra Ambon itu mengakui bahwa NTT memiliki potensi yang sangat besar di segala aspek dan mengacu terhadap riset- riset sebelumnya selanjutnya disampaikan kepada pemerintah daerah dan salah satu program yang gencar dilakukan yakni Tanam Jagung Panen Sapi. Hal ini sangat berkaitan dengan pengembangan jagung sebagai salah salah satu komoditas utama untuk meningkatkan nilai tambah dan menyiapkan industri yang menyimpan hasil pertanian dan menyiapkan langkah strategis untuk pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak.
Ia juga menyampaikan bahwa untuk tahun ini dihadapkan dengan wabah pandemik covid-19 kegiatan-kegiatan yang seharusnya menjadi fokus utama peningkatan sektor pertanian dan peternakan belum jalankan karena alokasi anggaran sebagian besar diperuntukan untuk penanganan covid-19 dan kegiatan yang dijalankan um itan dengan manajemen perkantoran.
“Untuk mendukung pembangunan pertanian dan peternakan terutama di musim kemarau panjang dibutuhkan kolaborasi dan tim work yang solid dari seluruh sektor agar bisa menjawab berbagai kebutuhan masyarakat sesuai kondisi daerah pada 22 kabupaten kota. Pekerjaan apapun jika dilakukan dengan komunikasi dan koordinasi yang baik dari seluruh elemen tentu akan memberikan manfaat yang besar bagi banyak orang,” tegas Procula Matitaputty.
Procula Matitaputty menambahkan ke depan akan dilakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi 22 Kabupaten Kota untuk pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak yang bernilai gizi baik dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dan lebih khusus pada musim panas yang berkepanjangan sehingga mengurangi angka kematian ternak di musim hujan dan pasca setelah hujan. (Marfin/SN).